Pernahkah kita bertemu dengan orang yang degan semangat bercerita kepada kita tentang satu ataupun banyak hal? Tak semata bercerita bahkan mereka memberi informasi yang runtut dan memiliki dasar referensi yang bagus? Terakhir, orang tersebut tidak meminta balasan apapun dari kita atas semua informasi yang ia sampaikan?
Bagi kelompok orang khususnya yang dalam pekerjaannya bertemu dengan banyak orang, kemungkinan besar telah bertemu dengan sosok seperti diatas.
Dalam buku ini, The Tipping Point, tulisan Malcolm Gladwell, sosok ini disebut Maven atau Bijak Bestari. “ Si Bijak Bestari sebenarnya ada di mana-mana walau tidak semua orang menjadi si Bijak Bestari. Mereka orang yang memiliki motivasi untuk memberi informasi kepada orang lain. Mereka bercerita banyak tanpa bermaksud membujuk dan mereka tidak menuntut suatu balas jasa,” kata Astri Wulandari.
Si Bijak Bestari merupakan salah satu kelompok tokoh dari 2 lainnya yakni Penghubung (Connectors) dan Penjaja (Salesmen) yang ditulis oleh Gladwell sebagai orang-orang yang mampu membuat sesuatu hal (produk, gagasan, dan perilaku) menjadi Tipping Point.
Dua kata ini, Tipping Point, secara singkat bisa dijelaskan sebagai sesuatu yang menular yang menjangkiti banyak pihak dimanapun untuk menerima sebuah gagasan, merasakan sebuah produk, dan mengikuti sebuah perilaku. Saat orang lain atau masyarakat menerima hal tersebut maka terjadilah epidemi sosial.

Salah satu contoh yang ada di buku ini adalah apa yang terjadi pada Hush Puupies, sebuah sepatu klasik berkulit suede dengan sol ringan dari karet mentah buatan Amerika Serikat tiba-tiba muncul kembali dan disukai oleh banyak orang. Pemesanan sepatu ini melonjak. Produsen sepatu ini pun mengaku kaget bagaimana hal tersebut bisa terjadi. Oleh karena penelitian, epidemi ini bisa dipahami dan dipelajari.
Astri menyetujui bila sebuah epidemi sosial memang bisa dibedah untuk disimak mengapa itu bisa terjadi. Epidemi tidaklah kebetulan begitu saja. Ada kaidah-kaidah yang terjadi agar sesuatu menjadi epidemi. Gladwell menerangkan di buku ini dengan jelas. Terdapat 3 kaidah yang membantu kita memahami mengapa itu terjadi yakni : Hukum tetang yang sedikit,Faktor Kelekatan, dan Kekuatan Konteks.
“ Bagi orang yang berkecimpung dalam bidang sosial kemasyarakatan, penelitian sosial, dan bisnis saya pikir membutuhkan pelajaran dari buku ini untuk membantu pemahamannya ataupun karirnya,”kata Dosen jurusan Ilmu Komunikasi di sebuah perguruan tinggi. Apalagi, kemunculan –kemunculan suatu tren yang bisa membawa dampak baik dan buruk saat ini yang menjangkiti masyarakat bisa muncul dan berlalu dengan cepat karena diganti oleh lainnya. “Oleh karena itu, perlu alat bantu untuk menganalis bagaimana itu bisa terjadi,” katanya lagi.
Tulisan Gladwell mudah dipahami isinya karena banyak menyajikan kasus-kasus yang dikaji dari hasil penelitian. Bahkan tulisan Galdwell sebenarnya menginspirasi 2 buku lain yang tyakni Made To Stick : Strategi Agar Gagasan Kita Melekat di Benak Orang Lain ( tulisan dari Chip Heath & Dan Heath) dan Contagious : Mata Uang Sosial, Pemicu,Emosi, Umum, Nilai Praktis dan Cerita (Jonah Berger) . Semuanya adalah jenis buku Best Seller.
Noviantika Widyayanti :”Membuat Gagasan Kita Melekat Lebih Penting Dari …..”
Maulitina Asepti Budi Rahayu : “ Enam Prinsip Ini Akan Membantu Sebuah Informasi Menjadi Viral..”
“ Bukan hal yang mustahil, gagasan kecil, produk yang sepertinya kurang bagus kualitasnya , ataupun perilaku kita akan bisa membawa perubahan yang besar kepada orang lain atau masyarakat setelah mengetahui setelah memahami pemikiran Gladwell ini,” ujarnya.
Judul Buku : The Tipping Point
How Little Things Can Make a Big Difference
Penulis : Malcolm Gladwell
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Penerjemah : Alex Tri Kantjono Widodo
Hak Cipta Terjemahan Indonesia: PT Gramedia Pustaka Utama
Halaman : xxiii+326
Cetakan kesebelas : Mei 2018
Sebuah buku yang menarik untuk komunikasi
SukaSuka
kereen
SukaSuka
Keren sekali
SukaSuka
Bagus banget nih…
SukaSuka