Mendengar kata matematika kita akan teringat berbagai respon dari orang per orang. Ada yang merasa takut, seram, biasa saja, atau bahkan senang. Senang?
Bagi sebagian orang akan mempertanyakan kata “senang” ini. “Bagaimana mungkin akan merasa senang, melihat itung-itungannya saja sudah pusing”, kalimat ini bisa jadi mewakili pertanyaan mereka. Jika bidang matematika adalah ilmu yang netral,maka apa yang salah dengan matematika?
Bisa jadi, salah satu penyebabnya yakni pengajarannya yang tidak menarik. Pelajaran matematika sebenarnya bukan saja dipelajari saat di sekolah. Saat dirumah pun bisa, dan orang tua lah yang menjadi guru bagi sang anak. Jadi, orang tua memiliki waktu yang berkualitas dengan sang anak, merawat kedekatan sekaligus menambah pengetahuan sang anak.
“Untuk bisa melakukan itu, orang tua membutuhkan referensi agar apa yang ia ajarkan memiliki tujuan jelas,” kata Sularsih Condro Rini, mahasiswi Psikologi disebuah perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Menurut Condro, referensi adalah hal yang penting karena bisa memberi petunjuk tentang kiat-kiat dan batas-batas yang bisa orang tua ajarkan sesuai umur
Salah satu referensi bagus yang layak kita baca yakni Montessori di Rumah: 55 Kegiatan Matematika. Buku yang ditulis oleh Elvin Lim Kusumo (Founder of IndonesiaMontessori.com) ini, berisi kiat-kiat orang tua mendampingi sang anak berusia 3-8 tahun saat mempelajari tentang matematika dengan menggunakan peralatan yang relatif mudah didapat setiap harinya. “ Buku ini sangat aplikatif. Setiap kiat diberi gambar-gambar berwarna, jadi mempermudah kita memahaminya,”tambah perempuan berambut panjang ini.
Elvin Lim Kusumo juga memberi gambaran kepada orang tua tentang tahap-tahap fase anak mulai dari usia di bawah 3 tahun, enam periode sensitif dan tabel perkembangan anak usia 6-7 tahun. Pada setiap halaman yang berisi kiat, Elvin Lim Kusumo menuliskan tip dan note yang memberi tuntunan bagaimana memaksimalkan kiat tadi saat dikerjakan.
Buku yang diterbitkan oleh Esensi (Erlangga Group) ini adalah lanjutan dari kesuksesan buku pertama yakni Montessori di Rumah: 55 Kegiatan Ketrampilan Hidup. Elvin Lim Kusumo menuliskan karyanya ini berdasar pengalaman yang ia miiki,kemudian ia kombinasikan dengan metode Montessori. Ia berharap bahwa buku ini memberi sumbangan informasi yang mempermudah pembaca untuk menyiapkan dan menjelaskan konsep matematika kepada anak di sekolah dan rumah.
Saat ditanya kiat mana yang paling ia sukai, Condro menunjuk halaman 116. Pada halaman itu tertulis Mengenal Dasar Pecahan Menggunakan Pisang. Tujuan langsung dari kegiatan ini adalah mengenalkan konsep dasar pecahan. Orang tua mendorong sang anak untuk merasakan sendiri menemukan bilangan pecahan. Tampak seperti bermain, namun bisa membekas dalam memori anak. “ Saya pikir ini kreatif”,tukas Condro.
“Disini kekuatan buku ini. Belajar matematika bareng anak itu memang enaknya sambil bermain. Lebih mudah diingat dan menarik perhatian anak” kata Condro lagi.
Buku ini selain menjadi referensi orang tua, bisa juga direkomendasikan bagi siapa saja khususnya orang-orang yang profesinya berkaitan dengan pendidikan anak.
Judul Buku : Montessori di Rumah : 55 Kegiatan Matematika
Penulis : Elvina Lim Kusumo
Penerbit : Esensi (divisi Penerbit Erlangga)
Kalau soal matematika saya mundur…hehe
SukaSuka
Pernah menyukai pelajaran ini waktu kecil, tapi klo sekarang……….
SukaSuka
Emak Emak jaman now pilih pakai Gadged dari pada buku!
Tambahin lg ref bukunya, jangan cuma 1
Hahahaa
SukaSuka
terimakasih
SukaSuka