Giacinta Rezki Palupi : “Godaannya banyak…”

Saat ditanya, tentang apa susahnya menyeleksi barang –barang yang ia miliki di rumah, Giacinta Rezki Palupi menjawab pendek, “Kenangannya,”.

“Tapi bagaimana lagi daripada tidak dipakai? Kita harus tegas!,” katanya lagi mantap.

Ya, apa yang perempuan berbintang Capicorn ini sampaikan ada hubungannnya dengan buku yang telah selesai ia baca.  Goodbye Things. Hidup Minimalis ala Orang Jepang. Bermula dari pengalaman hidupnya, si penulis yakni Fumio Sasaki  sebagai seorang pekerja yang  mudah merasa tertekan, mengalami penurunan rasa percaya diri, dan memiliki motivasi yang lemah. Hingga disuatu saat, ia bertekad untuk mengubah kesuntukan hidupnya dengan mulai membuang barang-barang yang selama ini menyesaki apartemennya.

Saat ditanya tentang apa susahnya menyeleksi barang –barang yang ia miliki di rumah, Giacinta Rezki Palupi menjawab pendek, “Kenangannya,”.

Manfaat dari aksi “buang” barang-barang itu ternyata berdampak pada kualitas hidupnya.  Ia memang mengosongkan banyak barang, namun sebagai gantinya ia dipenuhi oleh rasa kebebasan.  Ia terbebas dari rasa “tamak” akan barang-barang yang ternyata tidak terlalu penting dibutuhkan oleh Fumio Sasaki.  

Sediktnya barang membawa ia ke dalam produktifitas kerja , dan cara pandang yang lebih positif. Fumio Sasaki tidak perlu menjadi  orang yang harus memiliki banyak barang agar masuk ke dalam status orang yang sukses. Justru, sekarang ini ia menemukan kebahagiaan dengan kondisi minimalis nya sekarang  (bab 4   : 12 hal yang berubah sejak saya berpisah dari barang-barang kepemilikan ).

Kebahagiaan timbul dari waktu yang berkualitas bukan dari barang yang berkualitas (Fumio Sasaki)

Fumio mengurai  dengan runtut tentang mengapa kita hendaknya tidak terikat pada barang. Justru keberadaan barang yang harus menambah kualitas hidup kita, bukan sebaliknya.  Fumio memberi banyak tips bagaimana kita bisa memulai langkah minimalis.Ia juga memberi foto-foto yang menunjukkan suasana maksimal dan minimalis. Walau buku terjemahan, namun hasil terjemahannya cukup lancar. Pilihan kata-katanya mudah dimengerti dan tidak membuat kening berkerut. Ini tentu saja sangat berguna bagi pembaca.

Cinta pun setuju bahwa tips yang dibagikan oleh Fumio Sasaki dalam buku ini bermanfaat. Langkah minimalis memberi  kita referensi  membedakan mana yang sebenarnya merupakan kebutuhan atau keinginan.  Bila kita telah bisa konsisten menjalankan minimalisme, kualitas hidup akan meningkat. Pada akhirnya, rasa kebebasan dan bahagia akan bisa dirasakan.

Hidup berkualitas tidak hanya untuk kenyamanan bersama diri sendiri.
Minimalisme memberi kesempatan kita bertemu lebih banyak orang.
@ghealove
(Giacinta Rezki Palupi)

Saat ditanya apakah Cinta sudah melakukan langkah minimalis, perempuan yang hobi nge-gym dan make up  ini menjelaskan bahwa ia sudah mempraktikannya sebelum membaca buku tulisan Fumio Sasaki.” Belum seperfect  seperti di buku ini,” jelasnya. Diantara kesibukannya, ia hanya memiliki waktu di masa weekend untuk bersih-bersih.

“ Godaannya banyak untuk menyingkirkan barang,” akunya. Cinta punya usul, jika ingin  buang barang yang bermanfaat yakni jual saja  lewat aplikasi jual beli online.” Selamat mencoba!”.(*)

Judul Buku :
Goodbye Things. Hidup Minimalis ala Orang Jepang

Penulis : Fumio Sasaki

Penerbit : Gramedia

Cetakan Kedua : Januari 2019

5 Comments

Tinggalkan komentar