Bagi Dea, cinta setara masih berada di jalan utopis. Lelaki masih terhalang untuk memahami tentang perempuan apalagi mengartikulasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Mereka akan memandang kontribusi perempuan secara tidak adil. Perempuan dalam peran dan kontribusinya tergantung kepada laki-laki.