
Ini masih belum beranjak dari bulan April. Salah satu tanggal keramat pada bulan ini yakni peringatan hari Kartini pada tanggal 21. Khusus pada perayaan Kartini, salah satu yang bisa dibahas yakni tema feminisme.
RBP menyajkan catatan dari salah satu buku yang terkait dengan tema feminisme. Adalah Dea Safira,seorang dokter gigi, menulis sebuah buku yang berjudul Membunuh Hantu-hantu Patriarki.Dilihat dari judul saja, kita langsung tahu ruh apa yang bersemayam dalam buku terbitan CV Jalan baru ini.
“Saya berminat tentang isu feminisme.”demikian kata Syarifah Nur Aini saat ditemui RBP. Perempuan lulusan Ilmu Komunikasi dari sebuah kampus negeri di Yogyakarta ini tampak sedang membaca buku ini. Salah satu chapter favoritnya adalah Membangun Cinta Setara.
“Dalam relasi, posisi laki laki dan perempuan sama. Berbagi peran. Tidak memandang salah satu lebih rendah. Yang ada rasa saling. Perempuan bisa tidak bergantung secara finansial kepada lelakinya,” jelasnya.
Apa yang disampaikan Syari ini memang terinspirasi dari chapter itu. Dea, pada salah satu penggalan dalam chapter tersebut, menuliskan merasakan susahnya membangun kondisi cinta yang setara. Perempuan terkondisikan dididik untuk selalu bergantung hidup kepada lelaki.
Pengalaman Dea saat berelasi dengan para lelaki pun teryata ia menemui persepsi yang menjauh dari nilai setara. Peran domestik adalah tema mereka yang dibebankan untuk perempuan seperti penilaian bahwa para perempuan harus bisa memasak dan dan beberes rumah.
Bagi Dea, cinta setara masih berada di jalan utopis. Lelaki masih terhalang untuk memahami tentang perempuan apalagi mengartikulasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Mereka akan memandang kontribusi perempuan secara tidak adil. Perempuan dalam peran dan kontribusinya tergantung kepada laki-laki.
Dea pun mengakui bahwa hubungannya kandas manakala ia mencoba berjalan dalam rel cinta setara.Hal ini dikarenakan perbedaan ekonomi. Ia adalah perempuan yang menginginkan kebahagiaan dengan memenuhi kebutuhannya sendiri. Ada kemandirian yang ia inginkan dalam hubungan cinta yang setara.
Sebuah hubungan yang memperjuangkan kebersamaan dalam kemandirian terutama kemandirian ekonomi dari kedua belah pihak.Tidak semua laki-laki berpikiran anti cinta setara. Dea mengakui bahwa laki-laki yang tetap berprinsip cinta setara juga ada. Ia meyakini bahwa semua ini butuh proses dan tidak akan berjalan selalu indah. Cinta setara akan mengarah kepada hubungan yang lebih sehat.
Syari pun mengamini pendapat Dea ini.Masih panjang perjalanan idealisme ini. Ia mengakui bahwa isu tentang cinta setara ini secara konsep masih elitis. “ Saya mengenal dan bediskusi tengang tema ini pun sewaktu kuliah S1,” jelasnya.
Sebagai peminat isu gender, feminisme, dan media, ia punya kehendak melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2 dengan minat yang sama. “ Saya akan menulis dan mempublikasikan ide-ide ini nantinya. Harapannya semakin banyak perempuan dan laki-laki yang mengenal ide-ide ini,” tambahn
Pipit Tita Adhitya : Memaafkan Dipilih Dari 1000 Alasan Untuk Membenciya.
==
Buku karya Dea Safira ini merupakan catatan-catatannya tentang isu feminisme. Bergumul dalam kehidupannya sehari-hari, Dea menyajikan temuannya dalam wujud tulisan yang tidak berbelit. Dokter gigi ini mencoba membumikan isu tersebut kedalam 19 chapter dengan bahasa yang mudah dimengerti dan tidak panjang.
Beberapa capter yang menarik menurut RBP yakni Membangun Cinta Setara, Feminisme Jawa, dan Surat untuk Caleg. Semuanya memiliki keunikan tersendiri.
Menurut Kalis Mardiasih, penulis pengantar pada buku ini, keragaman tulisan buku ini menunjukkan bahwa Dea adalah perempuan yang terbuka. RBP pun menyetujui hal ini. RBP malah melihat kelenturan Dea untuk masuk melalui banyak pintu menuju ruangan yang dituju.
Hal ini kiranya menjadi inspirasi bagi para peminat isu feminisme, bahwa diksi yang terkesan elit bisa dibuat “receh” namun tanpa kehilangan makna. Ke”receh”an hanya cara memancing kita saling berdiskusi atau malah menambah daftar tulisan dan pemikiran setelah membaca buku ini.
Saat ditanyakan kepada Syari, apakah poin penting setelah ia membaca buku ini baginya? Menjadi perempuan berdaya.
Judul Buku : Membunuh Hantu-Hantu Patriarki
Penulis : Dea Safira
Penerbit : CV Jalan Baru
Pemahaman yg sama…”Kesetaraan”
Pun dlm rumah tangga
SukaSuka
Tulisannya enak dibaca, sangat mudah dipahami 👍👍
SukaSuka