
Judul ini merupakan tukilan dari tulisan Ign Gatut Saksono tentang Bahruddin pengelola SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah.Gatut mencatat pandangan Bahruddin tentang kondisi pendidikan di Indonesia yang bersifat kapitalistik. Hubungan tertangkap sebagai cara berpikir yang dikuti oleh sekolah dan siswa. Sekolah menjadi penyedia jasa bagi siswa (konsumen) yang ingin menjadi pintar.
Singkatnya, siswa ingin terus menimba ilmu hingga nanti ke jenjang yang diinginkan. Bahkan hingga ke jenjang perguruan tinggi. Setelahnya? Kerja disebuah tempat yang tidak diketahui manajemennya ekspoitatif atau tidak.
Kehadiran sekolah alternatif Qaryah Thyayibah ingin mempengaruhi keadaan yang sudah jamak ini. Mereka berkreasi dengan step by step. Langkah per langkah. Semisal mereka memiliki kendala pada penyediaan komputer, mereka akan menabung sehari hari sekian ribu rupiah bersama-sama.
Cerita semacam ini, ada pada buku berjudul Pendidikan Yang Memerdekakan Siswa. Gatut bahkan telah menyediakan berbagai pandangan dari pakar pendidkan lainnya seperti Paulo Freire,Ivan Illich, Ahmad Dahlan, YB Mangunwijaya dll. Dari mereka, Gatut mengurai pokok-pokok penting dari masing-masing pakar yang sangat terkait dengan konteks di masa hidup mereka.
Semisal, cerita tentang Ahmad Dahlan. Tokoh besar ini cukup memberi perhatian dengan pola pendidikan barat seperti sistem kelas,fasilitas meja belajar dll. Ketertarikan ini mendorongnya mengevaluasi pola pendidikan Islam kala itu. Hasilnya, adalah pola pendidikan Islam yang lebih modern dari sebelumnya.
Tokoh lainnya yakni Ki Hadjar Dewantara. Tokoh ini melekat kuat pada Taman Siswa, sebuah sekolah yang dipeloporinya. Ia merasa sekolah bukanlah tempat untuk membuat siswa penakut karena hukuman. Sistem pelajaran pemerintah Belanda kala itu dianggap sudah tidak cocok. Ujung dari siswa saat bersekolah adalah menjadi pegawai.
Sularsih Condro Rini: “..Belajar matematika bareng anak itu memang enaknya sambil bermain ..”
Tokoh yang bernama muda Suwardi Suryaningrat ini memperkenalkan sistem among. Harapnnya, siswa berkembang menemukan jati dirinya melalui dampingan guru yang berada di dalam sistem yang membebaskan potensi dan karakter siswa.
Buku ini bukanlah penjawab semua permasalahan pendidikan di Indonesia. Tidak ada studi kasus yang cukup detil ada pada buku terbitan Pustaka Pelajar ini dan kemudian dibahsa.Buku ini menurut RBP hadir untuk menyediakan tukilan-tukilan informasi yang sekiranya bisa dilanjutkan oleh para pembaca yang memang terkterik dengan permasalahan Pendidikan melalui beberapa ahli yang dipilih Gatut.
Bagi pembaca yang tertarik, bisa menjadikan informasi buku ini sebagai pijakan untuk lebih dalam mengeksplorasi dari referensi-referensi lainnya yang lebih dalam.
Nama Buku : Pendidikan yang Memerdekakan Siswa
Penulis : Ign Gatut Saksono
Cetakan : ke -1, Juli 2022
Penerbit :Pustaka Pelajar.
(*)