Pramoedya Ananta Toer adalah salah satu penulis terkenal di Indonesia.Semasa hidupnya, Pramoedya telah menghasilkan karya yang monumental. Karya-karya tulisannya telah diakui hingga manca Negara melalui penterjemahan ke berbagai bahasa. Beberapa bukunya lahir dari kisah pengalamannya hidup sebagai tahanan di pulau buru. Oleh karena itu, aroma sejarah sangat kental saat kita membaca buku-bukunya.
“ Sebenarnya saya tidak terlalu suka sejarah seperti yang diajarkan di sekolah, namun jika dihadirkan dalam wujud novel, saya suka membacanya,” kata Dipta disela-sela menyelesaikan bab terakhir buku yang berjudul Perawan Remaja Dalam Cengkeraman Militer.
“ Buku ini berisi tentang kumpulan surat-surat Pramoedya ketika masih berada di Pulau Buru bersama teman-teman seperjuangannya,” kata gadis pemilik nama lengkap Christina Liapradipta. Menurut Dipta, Pramoedya menghidupkan kembali sebuah tuturan peristiwa yang menimpa gadis-gadis lokal jawa yang terjebak sebuah janji-janji manis pada masa penjajahan Jepang. Gadis-gadis itu bukanlah berasal dari keluarga melarat. Mereka bahkan termasuk golongan berada dan terpelajar. Mereka masuk perangkap setelah terkena iming-iming mendapat pendidikan yang lebih baik.
Ternyata nasib mereka tidaklah seindah impian. Mereka tidak pernah sampai ke Tokyo dan Shonanto. Kapal yang mereka tumpangi berbelok arah seperti nasib mereka. Tentara Jepang menjadikan para perawan ini sebagai budak seks. Mereka bertahan semampu mereka dalam kondisi yang nyaris tanpa perlindungan.Hidup mereka nyaris selalu tergantung kepada orang lain.
Ketika masa penjajahan Jepang telah lewat, kehidupan mereka nyaris lenyap. Beruntung Pramoedya masih bisa menemukan jejak-jejak keberadaan dan cerita mereka. Jalinan-jalinan cerita tentang kisah pilu, hancurnya rasa harga diri dan harapan-harapan yang masih tersisa dari para perempuan itu.
Cerita ini seperti membaca sejarah yang tidak ada di sekolahan. “ Saya seperti menemukan sebuah cerita sejarah baru yang jarang diperbincangkan,”jelasnya.
Dipta menunjukkan sisi sampul belakang. Disana terdapat penggalan tulisan surat Pramoedya, yakni : kalian para perawan remaja telah aku susun surat ini untuk kalian bukan saja agar kalian tahu nasib buruk yang biasa menimpa para gadis seumur kalian, juga agar kalian juga punya perhatian kepada sejenis kalian yang mengalami kemalangan itu..Surat kepada kalian ini juga semacam pernyataan protes , sekalipun kejadiannya telah puluhan tahun lewat..
Pramoedya mengirim sebuah peringatan bagi para perempuan bahwa nasib tokoh-tokoh dalam cerita itu bisa menimpa mereka dalam bentuk yang berbeda. Peringatan ini juga merupakan rasa protes Pramoedya kepada siapapun yang tidak peduli tentang perempuan. Termasuk di waktu kini.
“Ini cerita Pramoedya tentang perempuan yang ditujukan kepada kita baik untuk para perempuan dan laki-laki yang peduli tentang hal perempuan,” kata Dipta lagi.
Judul Buku : Perawan Remaja Dalam Cengkeraman Militer
Penulis : Pramoedya Ananta Toer
Percetakan : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
Halaman : ix + 248
Dikasi sepenggal kalimat yg ada di buku kayaknya menarik min..
#modepenasaran
SukaDisukai oleh 1 orang