Kisah Fiksi di Zaman Kolonial yang Tampak Bukan Fiksi

 ..Seringkali  kegiatan ini berujung pada gelinjang perempuan itu dipelukanku..(42)

Sepintas,penggalan kalimat itu ingin menjurus kepada adegan seksual. Memang iya. Itulah yang diharapkan oleh penggalan itu. Namun jika kita membaca kalimat-kalimat berikutnya, justru berisi tangisan. Tangisan seorang pribumi bernama Imah yang harus pergi dari tuannya, si orang Belanda, bersama dengan 2 anak-anak berwajah mirip si orang Belanda.

Imah harus pergi membawa sinyo dan nona menjauh dari ayahnya karena si ayah akan kedatangan istri Belandanya yang  belum lama dinikaihinya. Imah dan dua anaknya bukanlah pilihan yang diperjuangkan  Fred si ayah . Itulah gambaran yang coba diuangkap oleh Iksaka Banu dalam bab Racun Untuk Tuan.

Menilik Suasana Orde Baru Melalui Novel Karya Ahmad Tohari

RBP memang pernah mendengar ataupun membaca kondisi para perempuan pribumi yang menemani kehidupan orang Belanda dan mendapatkan anak darinya. Namun kali ini, buku fiksi yang berjudul “Semua Untuk Hindia” lumayan menguras emosi berwujud pertanyaan-pertanyaan maupun kekesalan kepada tokoh itu.

Kisah lainnya, ada perempuan Belanda bernama Geertje. Ia adalah tokoh yang diceritakan ingin diselamatkan oleh orang Belanda lainnya bernama Martin.  Sewaktu Jepang  kalah dan Indonesia menuju kemerdekaan, suasana  dirasa sungguh tidak aman bagi orang-orang Belanda. Geertje meminta kembali kerumahnya di Gunung Sahari.

 Martin yang berprofesi sebagai wartawan terkejut saat rumah Geertje di datangi pasukan NICA. Ternyata, ia mendapati fakta bahwa Geertje adalah orang Belanda yang berpihak kepada Indonesia. Disinilah,Martin segera menentukan apakah Geertje adalah pengkhianat atau bukan.

—–

Sepanjang RBP tahu, kumpulan cerpen yang bersetting kehidupan masa perjuangan termasuk jarang. Buku ini yang dicetak pertama tahun 2013 ini menghadirkan cerpen-cerpen yang unik. Kumpulan cerpen fiksi namun cara penyajiannya seakan pembaca sedang membaca sejarah dimasa perjuangan kemerdekaan. Ini salah satu  ciri buku ini.

Menurut RBP, penulis berhasil dalam hal riset sebelum penulisan. Ia mampu menarik kepingan-kepingan suasana,informasi bangunan, istilah-istilah yang ada dimasa itu dan menatanya menjadi kisah yang dramatis. Akhirnya tersajilah buku ini. Tiada megherankan  jika buku ini mendapatkan penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa kategori prosa di tahun 2014.

Judul buku          : Semua Untuk Hindia

Penulis                 : Iksaka Banu

Cetakan                ;keenam ,2023

Penerbit              :Kepustakaan Populer Gramedia,2020

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s