Anda pemalu?
Sering merasa kurang nyaman berada di kerumunan orang?
Tidak suka berbasa- basi ?
Ini adalah sebagian ciri-ciri dari introver. Mereka bisa ditemukan dimana saja baik sekolah, tempat kerja , atau ruang sosial lainnya. Interaksi di ruang-ruang sosial tersebut terkadang sikap-sikap orang introver susah dipahami oleh pribadi ekstrover, atau malah oleh pribadi introver yang berpikir dan bertindak seperti ekstrover. Ujung-ujungnya, kondisi semacam ini bisa menurunkan kualitas hidup pribadi introver.
Sangat disayangkan bila hal tersebut terjadi terus menerus. Padahal setiap orang introver juga memiliki kemampuan yang bisa dikembangkan dan dibagikan kepada berbagai pihak. Sudah banyak contoh pribadi-pribadi introver yang dianggap sukses seperti Warren Buffet (investor ), Albert Einstein (ilmuwan) dll. Apa yang telah mereka lakukan membuktikan bahwa pribadi introver bisa berkarya dan dikagumi banyak orang.
Mudah untuk meyakini bahwa pribadi-pribadi introver yang dianggap sukses tersebut tidak melalui jalan hidup yang mulus. Mereka pastinya melalui perjuangan menghadapi syak prasangka orang lain. Hanya keteguhan hati mereka untuk terus maju telah membuatkan bukti bahwa siapapun bisa meraih sukses.
Sylvia Loehken, si penulis buku ini, adalah seorang introver. Ia mengalami bagaimana susah senangnya menjadi pribadi introver. Berdasar pengalamannya dalam buku ini ia merekomendasikan bahwa orang-orang introver harus memahami dirinya sendiri . Mereka harus bisa mengidentifikasi tentang kekuatan dan hambatan mereka sendiri. Saat mereka memahami hal itu, mereka berada di jalur yang tepat.
Pada tahap upaya memahami diri inilah posisi Sylvia Loehken bermaksud membantu mereka yang merasa introver. Pada bab-bab yang ada pada buku ini, ia memberikan sejumlah nasehat penting. Ia memperingatkan pentingnya orang-orang introver memahami kekuatannya dan tidak terjebak ke dalam hambatan-hambatan yang mereka ciptakan sendiri.
Tulisan Sylvia Loehken cukup runtut.Setelah ia memberikan pengantar yang mencerahkan tentang maksud pribadi pendiam, ia melanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan pengukur. Harapannya, pembaca akan terlibat untuk mengukur kecenderungan dirinya berada di area introver, ekstrover atau tengah-tengah. Jelas, salah satu tujuan buku ini ditulis yakni bukan saja untuk pribadi introver tapi siapa saja.
Selanjutnya, penulis memberikan rekomendasi serangkaian skenario apa yang bisa dilakukan untuk mengembangkan diri dalam banyak situasi baik di ruang kerja, sosial, atau pribadi.Skenario yang ia tawarkan melalui tulisannya terkesan cukup taktis dan memudahkan pribadi introver memiliki strategi saat ia menemukan masalah, bekerja sama dengan orang lain, dan bagaimana mereka mengumpulkan energinya kembali. Hal ini sangat penting, karena pada bentuk-bentuk relasi sosial tersebut pribadi-pribadi introver mendapatkan tantangan, apakah ia akan berada pada kualitas introver yang bagus atau tidak.
Kebahagiaan diri. Ini yang sebenarnya tujuan akhir buku ini. Jika pribadi introver mampu mengenali dirinya, maka kemungkinan besar ia akan paham bagaimana ia merasa bahagia. Demikian pula, buku ini juga baik bagi pribadi ekstrover. Mereka akan tambah memahami rekan kerja, teman-teman, dan pasangan yang termasuk pribadi ekstrover. 2 pribadi ini bisa saling bekerja sama selama mereka saling memahami dan tahu bagaimana berinteraksi.
Secara umum, tips-tips yang tertulis disini, cukup mudah dipahami dan bagai kita sedang mengikuti pelatihan pengembangan diri. Buku ini jelas berasal dari buku berbahasa Inggris. Beruntungnya, kualitas terjemahan yang bagus pada buku ini kiranya sangat membantu pembaca memahami pesan penulis.
https://resensibukupilihan.com/2019/08/25/membaca-buku-berbahasa-asing-pemula/
Judul Buku : Quiet Impact
Tak Masalah Jadi Orang Introver
Penulis : Sylvia Loehken
Alih Bahasa : Alex Tri Kantjono Widodo
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : Ketiga , November 2019
Sepertinya cocok untuk bacaan awal tahun 🙂
SukaSuka
Terimakasih sudah berkunjung. Semoga info ini bermanfaat
SukaSuka