
Siapa yang tidak suka liburan?
Umumnya, kita akan mengatakan suka. Bukan hanya suka, melainkan butuh. Kita membutuhkan liburan untuk mencari penyegaran jiwa, keluar sebentar dari rutinitas, ataupun mencari inspirasi baru yang tidak terkait pekerjaan utama.
Demikian juga dengan keinginan perempuan manis satu ini. Ia adalah Hesta Eka Yulita. Perempuan yang kini bekerja di sebuah perusahaan swasta ini memiliki komentar tersendiri. Ia menyukai liburan disaat hari liburnya.
“Inginnya setelah liburan, jadi fresh. Trus esoknya sudah siap untuk bekerja lagi,” katanya. Memang begitu idealnya. Liburan membawa energi positif bagi kita. Namun, bagaimana jika liburan itu ternyata direncanakan berujung pada sesuatu yang tidak membahagiakan seperti perceraian?
——–
“ Kurasa sudah saatnya pernikahan kita berakhir,”ujarnya, “aku ingin berpisah.”
(halaman 24)
Douglas Timoty Petersen tidak menyangka jika suatu ketika istrinya,Connie memintanya untuk berpisah. Hal ini rencana dilakukannya setelah anak mereka, Albie, melanjutkan pendidikannya untuk kuliah. Namun sebelum rencana itu terjadi, mereka akan berlibur bersama.
“ Kita harus membatalkan perjalanan akbar kita,”
(halaman 28)
Inilah ungkapan kegalauan Douglas yang bisa kita simak dari buku yang berjudul US. Ia tak bisa menerima begitu saja apa yang menjadi keinginan Connie, dan titik akhir keluarga yang selama ini ia jaga, perpisahan. Kegalauan Douglas mudah teridentifikasi dalam seluruh cerita. Ia tidak menikmati perjalanan akbar tersebut. Bahkan saat ia bertemu dengan seorang perempuan yang bersimpati dengannya, Douglas lebih memilih untuk meneruskan perjalanan. Rangkaian perjalanan yang membuatnya berjumpa dengan pengalaman-pengalaman baru seperti mengunjungi destinasi wisata, saling berpisah diantara mereka, pencarian Albie dll.
David Nicholls, sang penulis, kiranya berhasil melarutkan pembaca untuk terus mengikuti alur cerita ini. Disamping tetap fokus kepada kisah Douglas dan keluarganya saat bepergian ke berbagai negara, Nicholls mampu mengulik keindahan lokasi-lokasi yang dikunjungi . Seperti Paris, pembaca diajak bertemu dengan Botticelli, Ucello dll. Di halaman berikutnya bisa kita jumpai sentuhan-sentuhan kecil tentang Venesia misal tentang The Legend of Saint Ursula dll.
Selain sisi cerita,buku terbitan Esensi (Erlangga Group)ini bukanlah buku cerita yang susah dimengerti. Walau buku ini setebal 478 halaman, namun karena kualitas terjemahannya yang baik kiranya pembaca akan tetap bisa membaca mengalir ke halaman-halaman berikutnya hingga selesai.
====
Saat ditanya komentarnya tentang buku ini yang bercerita tentang liburan sebuah keluarga yang direncanakan untuk berpisah di akhirnya, Hesta tidak menjawab tegas perasaannya. Ia lebih tertarik mengaitkan dengan kehidupan yang nyata. Baginya, pasti ada masalah yang sudah susah diatasi jika ada satu pihak yang meminta berpisah.
Tidaklah salah apa yang Hesta sampaikan ini. Persis dengan apa yang tersaji pada buku ini. Walau ini hanyalah sebuah cerita karangan penulis, setidaknya buku ini mengajak pembacanya untuk mengalihkan perhatian sejenak dan berpikir seandainya mereka berada pada situasi Douglas, Connie, dan Albie.
Buku ini memang cocok untuk mereka yang belum atau telah berkeluarga.
Judul Buku : US

Penulis : David Nicholls
Penerbit : esensi (Erlangga Group)