
Sejak dulu, Ukun menyukai banyak perempuan. Namun, perempuan yang tidak menyukainya lebih banyak lagi..(hal. 123)
Ukun adalah salah satu sahabat kental nan polemik dari Sabari, si tokoh paling diperhatikan pada novel ini. Ukun bersama Tamat menjadi sosok-sosok yang luar biasa berperan bagi kehidupan Sabari. Mereka membawa lagi sebagian jiwa Sabari yang tercerabut selama bertahun- tahun yakni Zorro. Pada diri Zorro lah, Sabari merasa memiliki alasan untuk apakah ia hidup dan menjalani kisahnya selama ini yakni menjalankan peran ayah bagi seorang anak yang bukan anak kandungnya.
Buku ini termasuk tebal. Memiliki jumlah halaman xx+ 412. Melalui ketebalan inilah, kisah Sabari Cs terasa lebih komplet atau tidak meninggalkan teka-teki kisah akhirnya. Di halaman awal, Sabari diceritakan menemukan kisah kasmarannya sejak pertemuannya dengan Marlena. Ia tak bisa lepas dari bayang-bayang Marlena. Perempuan ini semacam memiliki “soft power” yang mengikat jam hidup Sabari. Apa yang dilakukan Sabari tertuju kepada Marlena.
Anehnya, Sabari malah sering mencapai prestasi-prestasi tertentu mulai dari jabatan ketua kelas, juara marathon, hingga juara puisi. Mungkin inilah yang dinamakan “cinta membawa prestasi”. Sabari berusaha mencapainya supaya Marlena memperhatikannya. Kenyataannya ,tidak.
Bahkan selepas masa sekolah, Sabari masih belum bisa lepas dari imajinasinya tentang Marlena. Sahabat-sahabatnya sudah sering mengomelinya, namun Sabari masih setia pada jalan ninja nya, bucin (Budak Cinta).
Saat Sabari dan Marlena menikah, kondisi tidaklah membaik. Sabari tidak bisa “memilki “ Marlena namun ia “memiliki” Zorro. Anak ini begitu penting bagi Sabari. Ia sungguh tersiksa saat Zorro terlepas darinya. Beruntung, ia memiliki sahabat-sahabat yang perhatian.
Kisah tentang sahabat-sahabat ini menjadi salah satu keunggulan dari novel yang diterbitkan oleh penerbit Bentang yang pertama kali dicetak pada tahun 2015. Andrea Hirata mampu memberi inspirasi bagaimana beruntungnya memiliki sahabat. Perjuangan yang mereka lakukan berbulan-bulan dengan biaya mereka sendiri. Mereka seakan berjuang seolah mencari harta karun yang berbentuk jiwa sahabatnya,Sabari.
Tentu saja, Andrea Hirata tidak melepaskan kekuatan puisi dan penggunaan bahasa Indonesia yang puitis dalam merawat ceritanya. Sempat terkesan konyol, namun begitulah cerita yang dinikmati para pengagum Andrea Hirata ini bisa sampai menyentuh syaraf humor mereka.
Judul : Ayah
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit/Cetakan : Bentang/Keempat, Juni 2015
1 Comment